watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

ADA ROMANSA DIANTARA KITA

Kisahku ini berawal dari kenangan bersama
seoarang gadis yang bernama Lia, yang berusia
23 tahun dan berstatus sebagai seorang
mahasisiwi dari sebuah perguruan tinggi di
Jakarta.
Saat itu Lia yang sedang mengadakan liburan di
sebuah tempat pariswisata yang terkenal dengan
wisata pegunungan dan pantainya di sebelah
timur pulau Bali, tanpa sengaja bertemu dengan
diriku yang menjadi seorang pemain musik di
cafe.
Pertemuan itu sendiri terjadi di internet cafe,
yang kebetulan saat itu aku sedang mengetik
beberapa lagu-lagu karanganku sendiri yang
sengaja aku simpan di folder mailku.
Lia saat itu sedang mencari informasi tentang
tujuan wisata yang ada di daerah itu, namun
sampai beberapa saat sepertinya Lia tidak
menemukan apa yang dia cari. Dengan sangat
sopan dan ramah Lia memulai percakapan
dengan menanyakan tempat-tempat yang bagus
buat di kunjungi ke padaku.
"Maaf apakah anda tahu tempat-tempat wisata
unggulan daerah ini?" tanya Lia tiba-tiba.
Aku yang saat itu duduk berjarak 2 meja darinya
terkejut oleh pertanyaan spontan itu.
"Anda bertanya kepada saya?" tanyaku
kemudian.
"Iya, maaf kalau mengejutkan anda!" Ujarnya
kemudian.
Dengan sedikit gugup, kemudian aku menjawab
pertanyaan Lia, karena saat itu juga aku masih
serius dengan file-file aku.
"Di daerah ini yang menjadi primadona
wisatanya adalah pegunungannya, kedua wisata
pantai yang menawarkan pemandangan bawah
air yang terkenal dengan karang birunya, setelah
itu wisata budaya yang menampilkan objek
rumah adat daerah ini," terangku kemudian.
Mungkin karena penjelasan ku cukup menarik
buat Lia, dengan raut muka yang ramah,
kemudian dia duduk di sebelah mejaku yang
tanpa dia sengaja juga dia telah memandangi
monitor di depanku yang saat itu terpampang
file dari lirik lagu-lagu karanganku yang saat itu
sedang aku print.
"Kamu mengarang lagu sendiri yah?" tanya Lia
lagi.
"Iya, kebetulan aja aku pemain musik di cafe dan
suka menulis lirik lagu," terangku lagi.
"Boleh aku baca lirik lagu-lagu kamu?" sahut Lia
kemudian.
"Silakan, dengan senang hati," lanjutku dengan
menarik kursi di sebelahku dan menyodorkan
kepada Lia, yang saat itu sedang berdiri di
sampingku.
Setelah beberapa saat Lia membaca semua lirik
lagu-lagu aku dengan serius, tak lama Lia
berkata, "Kamu menulis kisah pribadi kamu
menjadi lirik lagu yah?" tanya Lia lagi. Yang
kemudian aku timpali dengan tersenyum kepada
Lia.
"Semua lirik lagu-laguku memang dari
pengalaman pribadi, karena aku ingin apa yang
menjadi kisah hidupku bisa aku rekam dalam
bentuk sebuah seni dan akan menjadi kenangan
yang sangat berharga bagiku nantinya," jelasku
lebih jauh.
"Oh iya, kita sudah lama ngobrol nih tapi belum
mengenal nama masing-masing diantara kita"
sahut Lia spontan. Lia mengawalinya dengan
menyodorkan tangannya..
"Lia.." ujarnya pendek. Yang kemudian giliran
aku utuk melakukan hal yang sama.
"Adietya," sahutku juga.
Dari perkenalan yang singkat itu, kami sudah
saling akrab seperti layaknya teman lama. Saat
itu juga dia memutuskan pergi besok paginya
untuk mengisi acara liburannya dengan
snorkeling di sebuah pulau kecil yang sepi dan
berpasir putih.
Waktu menunjukan pukul 08.00 WITA, sesuai
janjiku dengan Lia. Aku sudah berdiri di depan
kamarnya dan kemudian aku mengetuk
pintunya. Tak lama ada sahutan dari dalam.
"Pagi Adiet.. Tunggu bentar yah, aku sudah siap
kok," Dalam hitungan menit Lia sudah keluar dari
kamarnya.
"Ayo kita berangkat!" katanya kemudian.
Dengan berjalan menyusuri pantai kita menuju
ke perahu motor yang sudah aku pesan
semalam. Sebelum naik ke atas perahu motor,
aku mengambil peralatan snorkeling untuk kita
berdua berupa dua pasang masker berikut
finnya. Dalam perjalanan menuju pulau kecil
yang hanya membutuhkan waktu 45 menit, aku
menjelaskan pemandangan sekitar kita saat itu.
Di samping kiri ada pemandangan Gunung
Agung dari kejauhan, namun cukup jelas karena
cuaca begitu bagus pagi itu.
Sesampainya di tujuan aku dan Lia turun dari
perahu motor dan kita lanjutkan dengan berjalan
kaki menyusuri hamparan pasir putih. Aku
sudah membuka kaos saat di perahu motor tadi,
dan hanya mengenakan celana renang ketika
menuju lokasi snorkeling. Tak lama setelah
sampai di bawah rindangnya pohon cemara, Lia
membuka kaos nya dan terpampanglah suatau
pemandangan yang membuat jantungku
berdetak sesaat.
Saat itu Lia mengenakan bikini warna biru tua
yang kontras dengan warna kulitnya yang putih
mulus. Mataku tertuju di tonjolan dadanya yang
aku perkirakan berukuran 36b. Kemudian
pandanganku beralih kebawah menuju pahanya
yang mulus di topang oleh sepasang kaki
jenjangnya, menjadikan pesona tubuh Lia
semakin sempurna. Aku hanya bisa menelan
ludah saat itu dan berhayal seandainya aku bisa
memeluk tubuh yang sexy itu betapa
beruntungnya diriku.
"Hai.. Kenapa melamun?" tegurnya
mengejutkanku.
"Aku sudah siap nih" sahut Lia melanjutkan.
"Baiklah kalau begitu" ujarku menimpali
tegurannya.
Ini adalah pengalaman pertama bagi Lia untuk
snorkeling, dan sebelumnya Lia minta di ajarin
sampai bisa. Hal yang paling sulit adalah saat
bernafas melalui mulut, karena seluruh wajah
tertutup oleh masker, kecuali bagian mulut.
Dengan penuh kesabaran aku mengajari cara-
cara snorkeling yang umum dilakukan. Pertama
aku membantunya memasang masker yang
mana saat itu aku berdiri begitu dekat dengan
nya, aroma khas tubuh Lia tercium sesaat, ketika
aku membetulkan anak rambut yang menutupi
raut wajahnya.
Kemudian Lia memasang fin sendiri, tanpa aku
bantu. Tak lama berselang tubuh kita berdua
sudah masuk ke dalam air. Perlahan aku
berenang beriringan dengan Lia menuju ke
tengah, yang aku perhatikan gaya berenang Lia
sangat bagus. Setelah pengenalan di air cukup,
akhirnya aku berenang agak menjauh, untuk
memberikan kepercayan buat Lia melakukan
snorkelingnya.
Dari dalam air, beberapa kali aku sempat
memandangi bentuk tubuh Lia yang aduhai dari
arah belakang saat dia berenang, mulai dari
belahan pantatnya yang ranum sampai ke
tonjolan di dadanya yang menantang.
Kembali aku berenang beriringan dengan Lia
untuk meyakinkan kalau dia baik-baik aja. Saat
sedang asyiknya kita berenang, tiba-tiba kaki Lia
kram. Dengan tindakan spontan aku
memeluknya, agar tidak tenggelam dan
membawanya ke sebuah batu karang besar
yang menonjol di tengah laut. Kita berdiri di atas
batu karang yang, masih menyisakan bagian
leher kita yang tidak tenggelam.
"Thanks ya Diet.. Atas bantuannya," Ujar Lia
sesaat setelah kejadian itu.
"Sama-sama," timpalku kemudian.
Setelah acara snorkeling yang melelahkan, kita
bersepakat untuk istirahat di bawah pohon
cemara yang ada di tepian pantai. Sambil
ngobrol tentang pribadi kita masing-masing, Lia
meluruskan kakinya yang jenjang di hamparan
pasir putih. Lia bercerita tentang kisah
asmaranya dengan mantan pacarnya yang
berakhir, karena cowoknya yang super sibuk
sudah jarang lagi memperhatikannya.
Aku berusaha menghiburnya dengan
mengatakan, kalau seandainya kalian tulus saling
mengasihi hal itu tidak akan terjadi dan yang
lebih terpenting adalah kedewasaan pasangan itu
sendiri dalam menentukan sikap. Sepertinya Lia
sangat senang dengan pendapatku yang
demikian, hal itu terlihat dari sikapnya yang
terpancar lewat senyumnya yang
mengembang.
"Makasih ya Diet.. Kamu sudah mau menjadi
teman curhatku," sahut Lia kemudian.
Aku hanya tersenyum sambil mengatakan, "Saat
ini aku sudah bisa membuat kamu tersenyum,
mungkin saat lain kamu yang akan membuatku
tersenyum." timpalku pelan.
Tak terasa kedekatan ini membuat tubuh kita
semakin dekat, aku mendahuluinya dengan
merengkuh tubuhnya untuk merapat ke
pelukanku. Lia hanya diam sambil tersipu malu.
"Betapa bahagianya seorang cowok jika
mendapatkan dirimu Lia," lanjutku lagi.
"Kamu begitu baik, sabar, cantik dan memiliki
tubuh yang sexy lagi," tambahku kemudian
Yang di jawab dengan senyumannya yang
mempesona. Dengan sedikit keberanian aku
mendekatkan bibirku ke bibir Lia yang terbuka
basah yang kedua matanya juga sudah
terpejam. Sangat beruntung sekali suasana
pantai siang itu sepi dan yang lebih
menguntungkan lagi, karena memang lokasi kita
duduk jauh berada di ujung. Dengan lembut aku
mengulum bibir Lia yang ranum, dan terdengar
desahan halus darinya.
"Ohh.. Diet," desahnya. Sembari membisikan
kata-kata mesra aku melanjutkan ciumanku.
"Aku sayang kamu Lia," bisikku pelan.
Tanganku juga tak tingal diam, dengan perlahan
aku mengelus punggung Lia yang hanya di lapisi
bikini tanpa bra di dalamnya. Sesaat tindakan ini
membuat Lia semakin terangsang yang diiringi
dengan sikap memelukku erat.
"Oh.. Diet teruskan," desahnya lagi.
Tanpa menghentikan tindakanku, tanganku yang
satunya meremas payudara yang berukuran
36b itu dari luar bikini yang disambut dengan
desahan berikutnya.
"Ohh.." desah Lia kembali.
Perlahan aku mulai membuka bikini Lia dari
bagian atasnya dan berhenti sesaat sampai di
pinggangnya, maka tersembulah payudara Lia
yang ranum menggairahkan dengan di hiasi
ujung nya yang merah dan mulai keras.
Sepertinya Lia mulai terangsang sekali. Tanpa
menunggu lama lidahku langsung mengecup
permukaan payudar Lia dengan lembut dan
pelan. Lidahku menelusuri setiap bagian
payudaranya dengan lincah.
Putingya aku hisap dengan lembut, sesaat
setelah Lia bergetar pelan. Beralaskan kain pantai
warna biru, aku merebahkan tubuh Lia yang
sexy pelan.
Aku melanjutkan kegiatanku dengan memegang
telapak kaki Lia kemudian, sesaat setelah Lia
menelentang dan mencumbui setiap jengkal
kakinya. Di mulai dengan menjilati tepalak
kakinya yang mulus dan jari-jari kakinya yang
lentik. Lidahku juga menghisap ujung jari-jari
kakinya, yang membuat Lia semakin
menggelinjang lembut.
"Oh.. Diet.. Kamu pintar menaikkan gairahku,"
desahnya pelan.
Berikutnya lidahku berpindah untuk memberikan
kepuasan lagi ke bagian tubuh Lia yang lain. Kali
ini adalah bagian lehernya yang aku mulai
dengan mencumbu bagian belakang telinganya.
Kembali Lia mendesah pelan..
"Ohh.. Teruskan Diet," desahnya.
Setelah cukup lama tangan Lia berdiam diri,
akhirnya tergerak juga untuk mengambil bagian
di kesempatan ini. Tonjolan di celana renangku
sudah begitu keras, setelah tangan Lia masuk
membelai penisku dengan lembut.
"Oh.. Lia.. Sss.." desahku kemudian.
Kemudian aku lanjutkan untuk membuka sisa
dari bikini Lia yang di pinggang dengan
menariknya kebawah sampai ke pangkal kaki.
Dengan lembut aku menjulurkan lidahku ke
bagian perut Lia yang ternyata dia sedikit
kegelian.
"Hek.. Geli Diet," ujarnya.
Seketika aku menghentikan menjilati bagian
perutnya, yang aku lanjutkan dengan menjlati
pahanya bagian dalam yang berakhir di
pangkalnya yang berbulu hitam dan sangat
lebat, tapi tertata rapi dan beraroma khas.
Tak lama berselang aku menjulurkan lidahku ke
bibir luar vagina Lia dengan lembut. Hal ini
menimbulkan sensasi tersendiri buat Lia.
"Ohh.. Diet.. Sss.." desahnya bergetar.
Kemudian aku lanjutkan dengan menjulurkan
ujung lidahku di clitorisnya yang sudah
menonjol dikit. Tubuh Lia semakin bergetar
setelah menerima perlakuan lidahku.
"Ohh.. Enak.. Sayang.." desahnya pelan. Lendir
di lubang vagina Lia semakin deras keluar,
menandakan kalau Lia begitu terangsang hebat.
"Ohh.. Diet.. Masukin sekarang.. Sayang.."
pintanya mesra.
Sambil merangkak aku kembali menciumi bibir
Lia yang terbuka, karena menahan rangsangan
yang hebat. Dengan lembut aku memegang
penisku dan mengarahkan nya ke lubang vagina
Lia pelan. Tanpa kesulitan aku melesakan penisku
ke dalam lubang vagina Lia, karena lendir Lia
cukup memudahkan bagi penisku untuk
menyeruak ke bagian dalam vaginanya.
"Ohh.. Tekan lebih dalam.. Diet.." pintanya
kemudian. Yang diiringi dengan bibirnya
mendesis lirih.
"Ssshh.." desis Lia. Perlahan dan lembut aku
memaju mundurkan pinggulku untuk
menusukkan penisku lebih dalam lagi.
Sret.. Sret.., irama penisku beradu dengan
vagina Lia. Setelah cukup lama bersentuhan,
terasa tubuh Lia bergetar dan mendesirlah cairan
di dalam vagina Lia dengan hangat, menyirami
kepala penisku. Lia mencapai orgasmenya di
barengi dengan jeritan nya yang
menggairahkan.
"Diet.. Aku sampai.. Ohh.." teriaknya lembut.
Kemudian aku mengecup bibir Lia dengan
lembut, dan kembali memaju mundurkan
penisku. Dalam beberapa saat aku merasakan
tanda-tanda akan mencapai puncak, seketika aku
mempercepat kocokan ku ke dalam vagina Lia.
Sret.. Sret.. Sret, bunyi penisku beradu dengan
vagina Lia. Bergetar tubuhku saat aku
menyemprotkan spermaku ke dalam vagina Lia
dengan deras, sambil memeluk erat tubuh Lia
yang sexy.
"Ohh.. Sayang.. Enak.. Sekali.." jeritku sesaat
setelah spermaku membasahi seluruh bagian
dalam vagina Lia. Setelah itu aku kembali
mengecup bibir Lia dengan lembut dan
membisikkan kata-kata..
"Makasih yah sayang.. Kamu sudah
membahagiakan aku," bisikku lembut.
Begitulah seterusnya kisah cinta antara aku dan
Lia yang berujung hubungan lebih serius
sepulang nya Lia Ke Jakarta.
Sampai di sini dulu kisahku, nantikan kisahku
yang lainnya.
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/574
U-ON

inc Powered by Xtgem.com